Selasa, 21 Agustus 2007

EPILOG MIMPI

Malu seharusnya terlahirkan
bila kesucian tidak lagi terputihkan
ketika rasa hampa menghantui
yang ada hanya senyum tipis
menhujampun tidak terbayang
kegelisahan bermetaforosis
dalam beku dan gelapnya malam


Melangkah lagi terjatuh dalam lubang
Rasa hampa yang terpenatkan
ketika mata terpicingkan
indah wangi ternyata sampah
kusam runyam tak bertuan
berteriak bisu hanya mengumam
dalam lorong kepedihan

beku hati ini tertawa dalam tangisnya
merah mata pahit terpantulkan
pedih mengiris darah menghujam
senyum tampak terbersitpun tidak
yang ada hanya jeritan penantian

lemah diri terpenjara sepi
rasa luka menghantui langkah
malu terkukung dalam kerangkeng nafsu
tersumbat bisu dalam mulut kehidupan
fananya mimpi membungkam nurani

Jalan putih terang terbentang
hitam lewati gapai Ilahi
dalam langkah kokoh mencari
bukan nafsu atau kefanaan duniawi
tapi putih jiwa dan bersihnya kedamaian hati
dalam relung sanubari meski hanya
Epilog mimpi

Tidak ada komentar: